Monday, August 27, 2012

How SOON is TOO SOON?


Hai superwoman!

Apa kabar?

Kali  ini saya mau coba sharing soal pemikiran saya, boleh?

Awalnya dikarenakan banyak sekali pertanyaan ke saya atau ke beberapa teman saya yang sedang mempersiapkan pernikahan yang menanyakan : “kenapa nikah cepat-cepat sih?” atau pertanyaan sejenisnya.. :)

Hmm.. dulu, saat saya di posisi mereka  pun, saya ‘refleks’ bertanya hal yang sama pada teman saya yang menikah di usia yang terbilang muda menurut saya.. sekitar umur 21 saat  itu.. dimana saya masih berjuang untuk lulus kuliah, dan melihat teman saya sudah sibuk mempersiapkan pernikahaannya.. saat itu masih teringat betul bagaimana takjub nya saya melihat keyakinan teman saya tersebut untuk mulai menjalani hidup berumah tangga.. walaupun tanpa harus ditanyakan kembali ke mereka, saya bisa ikut merasakan betapa mereka sangat serasi dan siap lahir batin untuk menikah.. calon suami teman saya terbilang sudah dewasa dan mapan, dan teman saya tersebut memang sudah sedari kecil mempunyai pemikiran dan gaya yang lebih dewasa di banding teman sebaya kami.. jadi sudah hal yang wajar sebenarnya kalau dia memutuskan menikah di umur yang terbilang muda.. tapi yaaaah tetap saja, pertanyaan-pertanyaan “kenapa”, “kok bisa” dan lainnya terus mengalir.. hehe

Daan sekaraaaang.. saya berada di posisi berbeda, di posisi teman saya tersebut walaupun bukan lagi di usia yang sama.. maka saya sendiri punya sudut pandang yang berbeda lagi..

Saat kuliah, saya seperti anak kebanyakan (rasanya).. kuliah, main bersama teman, kumpul bersama keluarga, atau pacaran.. walaupun pada akhirnya saya lebih memilih untuk fokus kuliah, aktif jadi asisten lab jurusan atau asisten dosen dan lebih senang bersama teman-teman.. saya menikmati hal itu.. planning saya saat itu (rasanya – again.) sudah sempurna dan rapih. Lulus kuliah, saya ingin bekerja sekitar 2-3 tahun, mengambil S2, lalu menikah (jika sudah berjodoh).. dan tentunya tetap menjadi wanita karir setelah menikah.. yaaah standard, tapi saya menyusunnya berdasar skala prioritas saya (saat itu). 

Semua rencana saya masih tetap pada jalurnya saat saya melamar pekerjaan, tapi kemudian berubah beberapa bulan berselang, semenjak saya dikenalkan dengan Mr. G oleh sahabat saya..
Saya memang punya tekad untuk mempunyai hubungan yang serius, tidak hanya sekedar pacaran..yaah singkatnya, saya mencari calon Imam untuk keluarga saya nantinya.. tapi tidak pernah terpikir akan secepat itu sih..

Awalnya sempat takut, karena saya paham sekali, saat itu saya masih ingin menikmati dunia kerja yang baru saya masuki.. saya juga masih terlalu senang berada di sekeliling teman-teman saya..Saya khawatir, saya belum bisa berbagi waktu antara pekerjaan, keluarga, teman dan pacar.. tapi saya salut dengan semua pemikiran Mr. G yang akhirnya merubah sudut pandang saya.. kedewasaannya, membuat saya yakin, bahwa hubungan kami bukan sesuatu yang harus ditakuti untuk dimulai..

Kalau ditanya yang membuat saya yakin itu apa, saya akan jawab : Mr. G dan orangtua saya.. yah karena kalau saat itu saya bertemu dengan orang lain, mungkin saya tidak akan seyakin ini untuk menikah.. Pribadi dan pemikiran Mr. G – lah yang  membuat saya yakin.. lalu, orangtua saya.. Tidak ada yang bisa menandingi feeling orangtua.. 

Naluri seorang Ibu itu ibaratnya sarat akan doa dan restu, maka saya yakin sepenuhnya dengan apa yang Ibu saya bilang baik bagi saya.. Firasat Ayah juga tidak kalah kuatnya, sejatinya dialah yang menjadi pelindung bagi anak-anaknya.. Yang tau betul anaknya akan baik di tangan pria seperti apa.. dan tentunya, beliau tidak akan sembarangan menyerahkan anaknya kepada pria yang beliau tidak yakin akan bertanggung jawab.. Ayah saya itu pribadinya keras dan tidak mudah percaya orang, walaupun beliau baik, tapi beliau sangat waspada akan hal-hal demikian.. Duapuluh tahun lebih beliau memberikan yang terbagi saya, maka saya yakin, beliau tidak akan membuat usahanya sia-sia hanya karena salah memilih menantu.. Maka saya mengamini, saat beliau merestui hubungi saya dan Mr. G..

Dan, kenapa cepat sekali prosesnya? Karena menurut Mr. G, untuk apalagi ditunda kalau hanya akan menimbulkan fitnah? Dan kedua keluarga kami pun sudah terlihat cocok dan tanpa hambatan saat proses perkenalan.. jadiii..BISMILLAH saja! Hihi.. Apalagi orangtua saya sudah cukup tua untuk ngemong cucu.. hehe..

Kata Mr. G, kalau terus dicari pasangan yang cocok dan klop 100%, yah ga akan pernah ada habisnya.. mau ini dan itu, harus bisa ini itu, pengenya yang begini begitu..tapi nantinya di saat kita di usia tertentu, akan ada masanya semua kriteria yang kita jabarkan mengenai pasangan ideal hanya akan tersisa 2-3 kriteria.. entah pasrah atau kepepet..hehe tapi yah sifat dasar manusia tidak pernah puas, harus diimbangi dengan sifat lainnya : pengertian.. Mengerti dan paham bahwa kita harus berusaha menyesuaikan apa-apa yang tidak sesuai agar semuanya baik bagi semuanya.. Kita sendiri, pasangan, keluarga dan terutama anak-anak kita nantinya..  kalau saya, saya merangkum semua kriteria yang saya inginkan dan beririsan dengan pribadi Mr. G : menjadikan saya pribadi yang lebih baik.. yah sepertinya sesederhana itu yang saya peroleh dari hubungan saya dengan Mr. G.. Jika tidak demikian, mungkin saya tidak ada di titik ini.. walaupun di dalamnya, banyak A-Z proses yang kami lewati..

Mengenai terlalu cepat menikah, bagi saya akhirnya tergantung individu masing-masing.. seberapa cepat bagi siapa? Bagi mereka yang sudah mapan misalnya, menikah mungkin tujuan berikutnya setelah karir.. Atau bagi mereka yang memang ingin menikah muda, yah mungkin lulus SMA atau kuliah lalu menikah, tidak terbilang cepat.. Jadi, terlalu cepat bagi siapa sebenarnya yang menjadi masalah?
Tapi bukan berarti saya menyudutkan prioritas orang lain, yang menjadikan pernikahan ada di list nomor sekian mereka.. Been there! Saya pun sekarang harus menyusun ulang kembali skala prioritas saya dalam hidup.. dan tentunya, S2 tetap saya masukkan di antaranya, walaupun sekarang telah bergeser..

Intinya, jangan pernah takut dan mempertanyakan “Saya ini kemana saja?”, saat melihat teman-teman kita banyak yang telah menikah dan mempunyai anak.. Semua ada masanya, yang diperlukan itu keikhlasan.. Ikhlas saat harus sedikit menurunkan ambisi pekerjaan dan memulai membagi waktu ‘mencari’ pasangan hidup misalnya.. Atau ikhlas, saat yang ditemukan, adalah pasangan yang tidak 100% sesuai keinginan, namun kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik saat bersama dia.. Oia, lebih banyak toleransi! Sama diri sendiri, pasangan dan keluarga! Yang terberat adalah toleran sama ego diri sendiri.. Karena apa-apa yang diinginkan pasti lebih banyak yang subjektif jatuhnya..

Dan kalau sudah ada di titik persiapan seperti sekarang, kata orang, pasti banyak ‘setan’ yang bikin kita mempertanyakan lagi keputusan kita..  Bagi saya, selama itu bukan dari faktor orang tua dan keimanan, saya rasa itu hanya ‘bumbu’ kecil.. jadi enjoy aja yaaa teman-temaan.. :) Bismillah, doa, sholat, dan tawakal J Insya Allah kalau memang ada yang ‘salah’ sama keputusan kita, pasti ada aja hambatan besar yang tidak bisa ditolerir.. asaaall, jangan hal-hal kecil dibesar-besarkan yaaa.. :)

Hmm kira-kira demikian pemikiran saya.. maaf banyak dan tidak terstruktur rapi.. ngaliirr gitu ajaa..hehe



Goodluck preparationnya, teman-teman!
Bismillah lancar!

With love,
.vidya anggita iskandar.

Thursday, August 16, 2012

Its been thousand years! :p

Assalamualaikum Superwomen!

Udah lama banget ga update blog ini.. Banyak kerjaan dan persiapan yang akhirnya menyita waktu dan bikin saya ga sempat memposting apapun disini..
Tapi Alhamdulillah..banyak dari teman-teman yang tau blog ini, mencoba menghubungi saya via email, Facebook dan BBM..sharing mengenai persiapan pernikahan yag telah saya post sebelumnya ataupun yang belum pernah saya post...
Senang rasanya punya teman-teman baru :)

Dan ga jarang, kalau ada teman saya  yang bertanya mengenai persiapan pernikahan, saya memberikan link blog ini.. Karena kadang detail" no telf atau calon vendor yang dulu saya catat, tidak saya hafal.. Hehe
Saya bersyukur bisa berbagi pengalaman saya dengan para sahabat ataupun dengan sesama bride-to-be lainny...

Insya Allah, next post, saya akan mereview vendor-vendor yang telah saya pilih kemarin..
Namun bila ada yang ingin bertanya langsung, email (vaa.iskandar@gmail.com) saya saja yaa :)

Btw, Alhamdulillah saya diberikan kepercayaan oleh Allah SWT dalam waktu yang cukup singkat :)
Sekarang saya sedang mengandung dan telah masuk minggu ke 25.. Mohon doanya yaaaa...

Terima kasih semuanya yang telah mengunjungi blog ini..
Semoga berkah dan manfaat untuk semuanya yaaaa...

Happy preparation!

Oiaaa mohon maaf lahir dan bathin.. Selamat Idul Fitri :)


With love,
.vidya anggita iskandar.