Thursday, March 24, 2011

about the number. (part I)

hallooo superwomen!! :)


sebelum memulai semuanya, gimana kalau kita berbicara mengenai angka terlebih dahulu? hmm..ANGKA yang saya maksud disini punya arti yang majemuk sebenarnyaa..agak janggal ya bahasa saya? agak terlalu resmii nampaknyaa hehe..*think* hmm maksud sayaaaa..angka yang saya mau bahas disini mempunyai banyak arti lah intinya..hahaha..karena angka yang harus kita persiap kan itu ga cuma 1 atau 2 aja, tapi banyaak! believe me! (it works! hihi :D) *entah kenapa slogan itu berhasil skali yaa, nyandu di lidahh..hihi cerdas bgt tim kreatifnya :)*

okk..back to the topic!

hmm soal angka, yang kita siapin itu bukan cuma masalah tanggal pernikahan aja.. tapiii..semua angka yang mengiri kita mulai dr awal sampai sepanjang masa persiapan dan hari H. apa saja kah ituu? mari kita coba bahas satu persatu yaa.. :)


1. about our age.
Usia. hmm kadang, ini juga yang selalu jadi dilema banyak wanita. mungkin di antara kita ada yang emang dari lahir atau kecilnya sudah punya impian/target sendiri usia menikah, tapi mungkin ada juga yang akhirnya menikah karena tuntutan keluarga, lingkungan atau 'todongan' pasangan..
kalau di tanya sebenarnya usia ideal menikah itu kapan? saya juga bingung yaa..namun ada penelitian dari Prof Tony (frowm UNSW) yang menciptakan rumus usia ideal menikah dengan rumus aljabar. dan menurut ilmuwan, keakuratannya mencapai 40%.. tapi kalau menurut islam, usia siap menikah itu sebenarnya kan ditentukan saat akil balighnya anak laki-laki dan perempuan. dan di dept. agama Indonesia, rata-rata usia menikah untuk pria adalah 25 tahun dan 20 tahun untuk wanita..

bahkan salah satu teman kantor saya (seorang pria) pernah bercerita bahwa usia menikah nya telah dia perhitungkan mundur dari perkiraan pensiunnya dia nanti, sehingga dia menentukan usia menikahnya di usia yang terbilang muda bagi saya. namun itu contoh yang baik menurut saya, dimana dia tidak hanya memperhitungkan jarak usia dia dan anaknya, tapi juga memperhitungkan juga jarak usia anak-anaknya kelak. alasannya? supaya si 'kakak' punya cukup kesiapan untuk nantinya membimbing adiknya. jujur, saya salut dengan perhitungannya. :)

tapi balik lagi ke soal angka, apapun alasan kita untuk menentukan kapan kita menikah, tidak bisa hanya dikaitkan dengan target menikah atau usia, tapi bagaimana kesiapan mental kita.. saya selalu percaya, usia tidak berbanding lurus dengan kedewasaan.. kesiapan mental disini bukan hanya berhenti di kesiapan mental mempersiapkan pernikahan loh yaa.. tapi jugs untuk apa yang harus kita hadapi setelah moment jadi 'ratu sehari' itu berakhir :)..dan bukan CUMA berdua pasangan ajaaa.. tapi hidup ke depan bersama pasangan SERTA anak-anak kita nanti.. sudah siapkah kita berbagi tanggung jawab dan menanggung kehidupan calon manusia lainnya sepanjang sisa usia kita? :)

hmmm..sedikit berbagi mengenai alasan saya yaa..
saya itu bukan si anak kecil yang punya impian menikah muda, tidak juga terpikirkan saat saya SMA atau bahkan kuliah..TIDAK PERNAH.. inget banget kalau saya selalu memperkirakan kesiapan menikah saya adalah di usia 26 atau 27 tahun.. yaah kira-kira kalau diukur dari usia lulus S1 saya (22 Tahun), lalu ditambah lama waktu kerja sekitar 3-4 tahun,dan atau diselingi juga dengan mengambil pendidikan S2, maka saya baru bisa memulai pernikahan di usia 26-27 tahun.. setidaknya pada usia tersebut, saya harap saya telah siap berbagi 99% waktu, pikiran dan tenaga saya untuk keluarga baru saya kelak..apalagi saya juga punya banyak hal yang ingin saya capai/lakukan, yang tadinya saya pikir akan sangat terbatasi bila saya menikah nantinya.. jadi saya butuh 'waktu sendiri' dulu untuk mewujudkan apa yang saya impikan.. tapiiiiiiiii.. itu semua berubah setelah saya bertemu my Mr. G. Dia memberikan sudut pandang lain mengenai menikah muda. (next time saya cerita ya :) ). intinyaa, saya mentolerir angka yang telah saya tentukan sebelumnya. toh kalau menurut Islam atau dept. Agama, usia saya dan Mr. G sudah ideal boleh menikah.. hihi *nyengir kuda*
dan kalau di tanya apakah saya menyesal? insya Allah, tidak. karena saya sudah menentukannya dengan Nawaitu yang baik, memulainya dengan Bismillah dan menjalani nya dengan La haula wala Quwwata illa billah :). (Amin ya Raaaabbb..)

sering denger perkataan, 'biarkan waktu yang menjawab/menentukan'? mungkin maksud perkataan itu, tidak hanya melibatkan waktu yang menggiring kita di usia yang tepat, tapi juga pada waktu yang akan menggiring calon pasangan yang mampu membuat kita merasa yakin bahwa kita telah siap untuk menikah (read : pasangan yang tepat di waktu yang tepat) :).

sooooo, what is your number?? :)

(to be continue..)


with love,
.Vidya Anggita Iskandar.

No comments:

Post a Comment